Minggu, 30 November 2014

Mau Traveling ?

Pengen Travelling, tapi gatau harus ngeluarin duit berapa dan harus ngapain aja saat berada dikota tujuan??
Jangan khawatir, kunjungi saja blog http://nurekadevisari.blogspot.com/,
blog yang bisa bantu kamu nyari info perjalanan, baik diluar negeri maupun dalam negeri. So, hati-hati yah, kamu bisa terinfeksi traveling syndrome kalo udah read semua edisi yang ada diblog itu. Pasti pada mupeng deh hahaha.

Oke kalo gitu selamat membaca dan nikmati perjalanan anda ^_^

Rabu, 26 November 2014

Apa itu Capping Day ?

Cap dalam bahasa inggris adalah topi, day adalah hari. Jadi capping day adalah hari pemasangan topi. Yah dalam keperawatan merupakan hal yang wajar menggunakan topi. “kap” begitulah yang biasa mereka sebut. Disekolah SMK saya, hari capping day adalah hari yang wajib diikuti oleh seluruh pelajar agar bisa melanjutkan praktikum di puskesmas dan rumah sakit.
Capping day merupakan hari yang sakral bagi kaum pelajar yang bersekolah di SMK ku saat itu. Sebelum hari H, peserta capping day wajib mengikuti pelatihan selama seminggu, dari jam 06.00 hingga 16.00. waktu yang fantastic bukan? Peserta dilatih cara berjalan, cara duduk, tata krama, mental dan fisik juga dilatih loh. Selain itu kakak kelas selaku panitia juga menghibur kami saat istirahat. Mereka juga sering ngibulin peserta. Mulai dari berjalan bebek, gombal kakak kelas, dan juga mereka melatih kami dalam kepemimpinan. Pokoknya seru deh. Kami tidak hanya dibekali kepemimpinan, berbagai trik dalam tindakan keperawatan juga diajarkan.
Dihari H, peserta akan dipasangi “kap” dan juga papan nama. Ini mengisyaratkan bahwa peserta boleh menyentuh pasien. Dan juga peserta disumpah agar tidak membocorkan semua kejelekan pasien.  Harapan saya capping day yang diadakan tiap tahun ini dapat memberi banyak manfaat bagi yang menjalaninya.


prosesi pengembangan mental peserta
capping day
setelah acara capping day, panitia menyempatkan diri
untuk berfoto bersama pelatih teater

Jumat, 21 November 2014

Kampus Merah di Malam itu

Universitas Hasanuddin, Selasa sore, 18 November 2014. Saat itu waktu menunjukkan pukul 16.30 WITA. Jam pulang kuliah bagi mahasiswa teladan seperti saya. Bersama dengan rekan saya, sebut saja Ziza, kami menaiki angkutan kota 07. Namun ada yang berbeda dihari itu, tak satupun 07 yang lewat depan fakultas. Dengan bantuan teman kami yang sedang mengendarai motor, kami pun ikut bersamanya hingga PSC. 30 Menit kami menunggu angkutan kota, 07 pun menjemput kami. Hanya berjalan 20 meter, mobil angkutan harus berbelok ke perdos karena padatnya kendaraan diarus jalan. Masuk dilorong-lorong kecil hingga tembus di jalan sebelum pintu 1. Kami pun menunggu sejam, berharap kemacetan ini berakhir. Namun hingga jam 19.30, kami memutuskan untuk meninggalkan angkutan itu dan beralih untuk jalan kaki hingga melewati pertamina pintu 1. 

Sesampainya depan pertamina, terdengar suara teriakan dari massa. Sentak saya dan ziza kaget, lalu berlari kembali kearah pintu 2. Hujan batu dan busur menghiasi pemandangan langit malam itu. Puluhan manusia berlari memakai helm, berusaha melindungi diri dari batu dan busur. Keadaan unhas menjadi siaga 1, puluhan sepeda, motor, 2 mobil terbakar. Fasilitas kampus dirusak, bahkan rusa-rusa unhas saling melindungi dirinya dari anak panah busur. Kepolisian berusaha mengamankan kedua belah pihak. Yaitu warga vs mahasiswa.

Anehnya, saat “mahasiswa” demo anarkis, tak satupun dari mereka yang memakai alamamater tercinta. Lalu pantaskah mereka disebut sebagai mahasiswa?

8 jam berlalu, kemacetan belum bisa ditangani. Akhirnya para TNI AD turun ke TKP dan mengamankan kekacauan. Saya agak kecewa, mengapa kepolisian tak mampu menenangkan dua kubu, dan mengapa TNI baru datang ketika banyak fasilitas kampus yang telah habis dilahap jago merah. Tak lama kemudian, hp saya berdering. Panggilan dari paman saya yang saat itu telah berada depan showroom BMW, tak jauh dari pintu 1. Beliau mengatakan bahwa saya harus ke sana agar bisa pulang. Dengan modal nekat, saya dan ziza menyusuri jalan yang penuh dengan kendaraan bermotor. Suasana yang sangat hening dimalam itu, padahal terdapat ribuan manusia yang menyaksikan para TNI menertibkan massa. Dilain tempat, teman saya yang saat itu berada dalam kampus tak bisa keluar, karena warga yang emosi masuk kedalam kampus dan menyerang siapa saja.


Sungguh miris suasana kampus merah dimalam itu. Beberapa hari sebelumnya, nama Unhas tercoreng oleh WR III  yang terjerat kasus narkoba. Dan setelahnya, demo anarkis terjadi. Mungkin para penghuni Unhas harus melakukan cuci almamater kembali.

sumber foto: kompas.com